Gagak Rimang Stoned : E.P web video teaser
Dekadensi sejarah, itulah hal paling menakutkan yang mungkin sedang dialami oleh Semarang. Kota besar tersebut masih dipandang sebelah mata setelah terbentuknya republik. Jika melihat ke belakang, Semarang merupakan salah satu pioneer pergerakan yang kemudian diingkari oleh konspirasi orde pemerintahan. Di Kota Merah itu pula terdapat berbagai bangunan peninggalan Belanda yang seharusnya dilestarikan. Memang tidak semuanya terbengkalai. Namun, konsentrasi pembangunan malah terpusat pada penciptaan gedung baru dengan menggunakan lahan yang sepatutnya dijadikan cagar budaya. Isu yang paling baru adalah mengenai perombakan dan pengalihfungsian Gedung Sarekat Islam Semarang. Tan Malaka akan mengutuk aksi tersebut! Ada pertanyaan klasik namun ‘menampar’: "Jika kau terus menuntut, apa yang bisa kau berikan untuk mendapatkan tuntutan itu?”. Mayoritas kaum muda pasti pernah berada dalam posisi tersebut. Namun, setelah disuguhi pertanyaan semacam itu, jarum jam seolah beku. Sekiranya hal semacam itu yang membelenggu dinamika pergerakan kaum muda di Semarang. Seperti halnya air soda yang memberontak keluar dari dalam botol, tak semuanya dapat terbang bebas di udara. Barangkali itu pula yang melecut kwartet Gagak Rimang sebagai unit pemuda ugal-ugalan yang tentunya tak ingin dipandang sebelah mata. Gagak Rimang (nantinya akan mengubah nama menjadi ‘Gagak Rimang Stoned’) merupakan unit Rock yang pekat dengan kenakalan anak muda yang dapat dipertanggungjawabkan. Setelah beberapa waktu sempat hiatus dari pergumulan keringat dan pesta bawah tanah, mereka menggebrak melalui video yang diciptakan dengan latar bangunan bergaya klasik. Bersama Mata Merah Production, Gagak Rimang memproduksi teaser video sebagai pemanasan menuju perilisan album mini mereka yang rencananya akan dirilis pada Oktober 2013 mendatang. Video tersebut diproduksi di dalam sebuah gedung bernama ‘Gedung Komedi Stadschouwburg’ yang terletak di Kawasan Kota Lama Semarang. Oktober mendatang, format penuh video tersebut akan dipublikasikan kepada publik sebagai tanda perilisan album mini "Adrenalin". Dalam situasi ini, Gagak Rimang ingin memperlihatkan salah satu sisi bersejarah yang dimiliki Semarang kepada khalayak –selain untuk pemasaran album mini mereka tentunya. Namun, satu hal yang patut dicatat, kwartet ugal-ugalan tersebut ikut membantu menciptakan citra Semarang sebagai wilayah yang memiliki peradaban sejarah. [GALJIPVT]
Video oleh Mata Merah Production:
Ryan Kiting, Cahyo Nugroho a.k.a Ambon (Holy Baby Horny), Rizki Nugraha (Holy Baby Horny), Sebastian Gary (Prigel), Arif Ryan (Racau!), dan Ananda Negara (Prigel).
Post-production video dikerjakan oleh Ananda Negara (Prigel).
Audio dan peralatan oleh Hamzah Kusbiyanto, ALstudio Semarang, dan Gagak Rimang
Re-post dari RACAU